Titik koordinat Taman Monumen Banjarsari Surakarta adalah sebagai berikut:
Luas taman Monjari sebesar 17.688 m2,
Monumen 45 merupakan sebuah monumen yang dibangun untuk memperingati peristiwa bersejarah di kota Solo,yaitu Serangan Umum Empat Hari yang terjadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949. Monumen ini didirikan di Taman Banjarsari dimana serangan tersebut terjadi. Pengagas serangan tersebut adalah Letkol Slamet Riyadi dan rekannya Mayor Ahmadi yang kemudian diangkat menjadi pahlawan nasional.
Monumen 45 Banjarsari di bangun Pemerintah Kota Surakarta pada tanggal 31 Oktober 1973 guna mengenang perjuangan rakyat Solo pada peristiwa pertempuran melawan Belanda. Setelah tiga tahun pembangunan, Monumen 45 Banjarsari di resmikan oleh Gubernur Jawa Tengah yaitu Soepardjo Roestam pada tanggal 10 November 1976, bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Banyak hal yang dapat diulas dari Monumen 45 Banjarsari. Sebelum melihat dari dekat Monumen 45 Banjarsari,ada gerbang yang dibangun menyerupai gerbang Kraton Kasunanan. Gerbang ini adalah pintu masuk Taman Banjarsari dimana monumen ini dibangun ditengahnya. Monumen 45 dibangun dengan patung dua pejuang, yaitu Ulama Pejuang dengan membawa keris dan Pejuang Rakyat Jelata yang membawa bambu runcing,pemandangan ini tampak dari sisi sebelah utara.
Tugu Monumen 45 berbentuk atap rumah Joglo dan berketinggian 17 m, melambangkan hari kemerdekaan RI. Sedangkan disisi sebelah selatan dibangun tiga patung pejuang, yaitu Prajurit,Pemuda Pejuang,dan Wanita yang membawa bakul (tempat nasi) dan obat-obatan. Diatasnya terdapat simbol Garuda Pancasila didalam tugu. Selain itu, di sisi ini juga dibangun tangga naik dimana kita bisa melihat deretan relief yang dibuat melingkari tugu. Relief-relief ini menceritakan tentang rangkaian kejadian penting perjuangan rakyat Solo sejak perang kemerdekaan hingga Orde Baru.
Di sisi sebelah selatan Monumen 45 Banjarsari yang juga menjadi gerbang pintu masuk Taman Banjarsari terdapat tulisan Villa Park Banjarsari. Monumen 45 Banjarsari ini persisnya terletak di Kelurahan Setabelan, Kecamatan Banjarsari. Taman ini sangat dekat dengan Pasar Legi. Ke arah barat,monumen ini sangat dekat dengan Stasiun Balapan,sedangkan ke arah selatan menuju kawasan Mangkunegaran. Ke arah utara menuju Terminal Tirtonadi.
Sebelum masa pemerintahan Jokowi, Monumen 45 Banjarsari terbengkalai selama bertahun-tahun. Bahkan di sebelah barat monumen ini dulu terdapat sederet pedagang yang menjadikannya sebagai Pasar Barang Bekas dan terkenal dengan nama Pasar Klithikan. Aktivitas ini dirasa merusak fungsi Monumen 45 Banjarsari sebagai taman kota.
Akhirnya pada tahun 2006, Walikota Jokowi mengembalikan fungsi Monumen 45 Banjarsari seperti sediakala sebagai tempat rekreasi warga Solo. Para pedagang Pasar Barang Bekas di area ini direlokasikan ke daerah Semanggi dengan nama baru yaitu Pasar Klitikan Notoharjo.
Referensi :
https://pariwisatasolo.surakarta.go.id/destinations/taman-ikonik-syarat-sejarah-banjarsa ri/
https://surakarta.go.id/?p=4318