Inventarisasi Gas Rumah Kaca

Oleh Administrator


Jumat, 05 Mei 2017


Inventarisasi Gas Rumah Kaca

INVENTARISASI GAS RUMAH KACA (GRK)

 

 

 

 I.         LATAR BELAKANG

A.   FENOMENA PERUBAHAN IKLIM

  1. Perubahan Curah Hujan
  2. Perubahan Suhu
  3. Kenaikan Permukaan Air Laut
  4. Cuaca Ekstrim

 B.    DAMPAK BAGI INDONESIA

  1. Muka air laut meningkat dan membahayakan subsidien tanah zona pesisir dan permukiman.
  2. Air à Variabel neraca air/ hujan : Kekeringan dan banjir, variabilitas tinggi regional dan musiman.
  3. Pertanian à Keamanan pangan terancam punah, penurunan produktivitas produksi beras khusus serta perikanan.
  4. Kesehatan à Penyebaran penyakit berkaitan dampak perubahan iklim (malaria, demam berdarah, kolera, diare dan lain-lain)

 II.       DASAR HUKUM

A.     MANDAT

  1. United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) : ratifikasi melalui UU No. 6/1994.
  2. Kyoto Protocol do The UNFCCC (Kyoto Protocol/KP) : ratifikasi melalui UU No. 17/2004.
  3. Perpres No. 61/2011 : Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
  4. Perpres No. 71/2011 : Penyelenggaraan Investarisasi Gas Rumah Kaca Nasional.
  5. Doha Amendment do The Kyoto Protocol : Penerimaan (acceptance) melalui instrumen Piagam Penerimaan tanggal 6 Agustus 2014 disampaikan ke Sekretariat UNFCCC pada 30 September 2014.
  6. Paris Agreement to the UNFCCC : Ratifikasi melalui UU no 16 Tahun 2016.

 B.     KEBIJAKAN PERUBAHAN IKLIM NASIONAL

NO.

TAHUN

URAIAN

1.

2007

COP-13 on Bali and National Action Plan on Climate Change (RAN-PI)

2.

2009

Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF)

3.

2009

Presiden mengumumkan target mitigasi (-26% /-41%)

4.

2010

Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR)

5.

2011

Perpres 61/2011: Rencana Aksi Nasional Penurunan GRK (RAN-GRK)
Perpres 71/2011: Regulasi Inventaris GRK

6.

2012

Pedoman Inventarisasi GRK Nasional

7.

2013

Pedoman PEP

8.

2014

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan IklimC.     KOMITMEN NASIONAL PENGURANGAN EMISI GRK

 

 III.      PENGERTIAN

Inventarisasi GRK adalah kegiatan untuk memperoleh data dan informasi mengenai tingkat, status, dan kecenderungan perubahan emisi GRK secara berkala dari berbagai sumber emisi (source) dan penyerapnya (sink) termasuk simpanan karbon (carbon stock).

 IV.     SEKTOR INVENTARISASI GRK

A.     ILUSTRASI PENGELOMPOKAN SEKTOR INVENTARISASI GRK

 

 

 

 B.     JENIS GAS RUMAH KACA UTAMA

    

     1.Carbon Dioxide (CO2)

  • Pembakaran Bahan Bakar Fosil
  • Deforestasi

     2. Methane (CH4)

  • Limbah
  • Pertanian
  • Kebocoran pada kegiatan Migas

      3. Nitrous Oxide (N2O)

  • Proses di Industri
  • Penggunaan pupuk

       4. Fluorinated gases (HFC, PFC, SF6)

  • Proses Industri
  • Refrigerasi dan Pemadam Api

 

 

 

  1. C.     KATEGORI DAN PERHITUNGAN SEKTOR INVENTARISASI GRK (IPCC 2006)

 

 

         I.   SEKTOR ENERGI

         a.   Sumber

              Transportasi, Energi di Industri dan lain-lain

         b.     Data yang dibutuhkan

NO

JENIS SUMBER ENERGI

SATUAN

PERMUKIMAN

INDUSTRI*

KOMERSIAL

 

TRANSPORTASI

1

Listrik

MWH

 

 

 

 

2

Solar

kiloliter

 

 

 

 

3

Biosolar

kiloliter

 

 

 

 

4

Bensin/Pertamax

kiloliter

 

 

 

 

5

Biopertamax

kiloliter

 

 

 

 

6

Minyak Tanah

kiloliter

 

 

 

 

7

Minyak Bakar

kiloliter

 

 

 

 

8

Batu Bara

ton

 

 

 

 

9

Gas Alam

m3

 

 

 

 

10

LPG

ton

 

 

 

 

11

Avgas

kiloliter

 

 

 

 

12

Avtur

kiloliter

 

 

 

 

 

Sumber Data Aktivitas  GRK

  1. Data statistik energi  nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
  2. Laporan energi dari perusahaan/industri ke lembaga pemerintah.
  3. Laporan perusahaan ke badan pengatur.
  4. Survei berkala data kuantitas konsumsi dan jenis bahan bakar oleh badan statistik
  5. Perusahaan pemasok bahan bakar.

 II.       SEKTOR PROSES INDUSTRI (IPPUa.      

a. Sumber

  1. Industri Mineral (Semen, Kapur, Kaca,Keramik, Soda abu, Magnesium non metalurgi).
  2. Produksi Petrokimia dan Carbon Black (Metanol, Etilen, Etilen Dioksida, Akrilonitril, Carbon Black, Etilen Diklorida dan VCM).
  3. Industri Kimia (Amonia, Asam Nitrat, Asam Adipat, Karbida, Titanium Dioksida, Soda Ash, Petrokimia, Fluorochemicals, Caprolactam, Glyoxal dan Glyoxilic Acid).
  4. Industri Logam (Besi, Baja, Ferroalloys, Aluminium, Magnesium, Timbal, Seng).
  5. Penggunaan Produk bahan bakar nun energi dan pelarut (Pelumas, Lilin parafin, Pelarut dan lain-lain).
  6. Industri Elektronika (Integrated Circuit/Semiconductor, TFT Flat Panel Display, Heat Transfer Fluid dan lain-lain)
  7. Penggunaan produk pengganti zat-zat yang menipiskan lapisan ozon/ODS (Fire Protection, Aerosol, Palarut, Foam Blowing Agent, Refrigenerasi dan AC).
  8. Pembuatan Peralatan Listrik .
  9. Penggunaan SF6 dan PFC (Aplikasi militer, Akselerator dan lain-lain).
  10. Penggunaan N2O (Aplikasi Medik, Propelan dan lain-lain).
  11. Industri Pulp dan Kertas.
  12. Industri makanan dan minuman.
  13. Industri lain-lainnya.

 

  1. b.       Data yang dibutuhkan

NO

PRODUKSI
INDUSTRI

JENIS PRODUK/
METODE PRODUKSI

JUMLAH PRODUKSI
(
TON)

KETERANGAN

1.

Semen

Portland

 

 

 

 

Klinker diimpor

 

 

 

 

Klinker dieskpor

 

 

2.

Kapur

High-calcium

 

 

 

 

Dolomitic

 

 

 

 

Hydraulic

 

 

3.

Kaca

Aneka kaca

 

Campuran daur ulang : ......%

4.

Karbonat

Keramik

 

 

 

 

Abu Soda

 

 

5.

Amonia

Reforming konvensional

 

 

 

 

Produksi Urea

 

 

6.

Asam Nitrit

Plant dengan reduksi katalis non-selektif (NCSR)

 

 

 

 

Plant dengan destruksi N2O

 

 

 

 

Plant tekanan atmosferik

 

 

 

 

Plant tekanan medium

 

 

 

 

Plant Tekanan tinggi

 

 

7.

Karbid

Silikon karbida

 

 

 

 

Kalsium karbida

 

 

 

 

Produksi Acetelin

 

 

8.

Metanol

Tanpa reformer

 

 

 

 

Proses Lurgi Konvensional

 

 

9.

Etilen

Steam Cracking

 

 

10.

Etilen Diklorida

Proses Balance

 

 

11.

Karbon Hitam

Proses Tungku Hitam

 

 

12.

Besi Campuran

Ferrosilicon 45% Si

 

 

 

 

Ferromanganese 7% C

 

 

 

 

Silicomanganese

 

 

13.

Aluminium

Proses Prebake

 

 

 

 

Proses Soderberg

 

 

14.

Timbal

Imperial Smelt Furnace

 

 

 

 

Direct Smelting

 

 

 

 

Treatment of secondary material

 

 

15.

Seng

Imperial Smelt Furnace

 

 

 

 

Waelz Kiln

 

 

16.

Pelumas

Aneka Pelumas

 

 

17.

Parafin

Aneka Parafin

 

 

 

 III.     SEKTOR AFOLU (PERTANIAN, KEHUTANAN DAN LAHAN)

a.      Sumber

1. Pertanian

  • Pembakaran biomas (CO2, CH4, N2O)
  • Pengapuran tanah (C)
  • Penggunaan Urea (C)
  • N2O langsung dan tidak langsung dari tanah (N pupuk)
  • Lahan sawah (CH4)

2. Peternakan

  • Fermentasi Enterik (CH4)
  • Pengelolaan Limbah Ternak (CH4, N2O dari kotoran)

3. Kehutanan/Perubahan Lahan

 b.     Data yang dibutuhkan

1. Pertanian

No

Jenis Lahan

Luas

Kali panen

Aplikasi

Urea

NPK

ZA

Jerami

Kompos

1.

Sawah Irigasi

 

 

 

 

 

 

 

2.

Sawah Tadah Hujan

 

 

 

 

 

 

 

3.

Perkebunan

 

 

 

 

 

 

 

4.

Lahan Kering

 

 

 

 

 

 

 

 

No

Jenis Aplikasi

Luas (Ha)

Dosis Anjuran (t/Ha)

Faktor Koreksi (%)

Pemakaian (ton)

1.

Kapur Limestone

 

 

 

 

2.

Kapur Dolomit

 

 

 

 

3.

Urea

 

 

 

 

 

No

Jenis Tanaman

Luas (Ha)

Faktor Koreksi (%)

1.

Jagung

 

 

2.

Padi

 

 

3.

Tebu

 

 

4.

Gandum

 

 

 2.      Peternakan

No

Jenis Ternak

Tumpuk Kering

Tumpuk Beberapa bulan padat

Tebar Harian

JUMLAH

1.

Sapi Potong

 

 

 

 

2.

Sapi Perah

 

 

 

 

3.

Kerbau

 

 

 

 

4.

Domba

 

 

 

 

5.

Kambing

 

 

 

 

6.

Babi

 

 

 

 

7.

Kuda

 

 

 

 

 

No

Jenis Ternak

Sistem Tadah

Tanpa Tadah

JUMLAH

1.

Ayam Ras

 

 

 

2.

Ayam Buras

 

 

 

3.

Ayam Petelur

 

 

 

4.

Itik

 

 

 

 3.      Kehutanan/Perubahan Lahan

NO

KELAS

Tahun 1

Tahun 2

1

Hutan lahan kering  primer

 

 

2

Hutan lahan kering sekunder / bekas tebangan

 

 

3

Hutan Rawa Primer

 

 

4

Hutan Rawa Sekunder / bekas tebangan

 

 

5

Hutan Mangrove Primer

 

 

6

Hutan Mangrove Sekunder / bekas tebangan

 

 

7

Hutan Tanaman

 

 

8

Perkebunan / Kebun

 

 

9

Semak Belukar

 

 

10

Semak belukar rawa

 

 

11

Savanna / Padang rumput

 

 

12

Pertanian lahan kering

 

 

13

Pertanian lahan kering campur semak / kebun campur

 

 

14

Sawah

 

 

15

Tambak

 

 

16

Permukiman / Lahan terbangun

 

 

17

Transmigrasi

 

 

18

Lahan terbuka

 

 

19

Pertambangan

 

 

20

Tubuh air

 

 

21

Rawa

 

 

22

Awan

 

 

23

Bandara / Pelabuhan

 

 

 

Sumber data dapat menggunakan :

  • Data spasial tutupan hutan dan lahan tahun yang dikeluarkan oleh Direktur Jendral Planologi dan Tata Lingkungan KLHK.
  • Data spasial kabupaten kota yang digunakan dalam RT, RW.

 IV.     SEKTOR LIMBAH

 a.       Sumber

 b.       Data yang dibutuhkan

  1. Data Timbulan Sampah (Waste Generation Rate)
  2. Data Komposisi Sampah (Waste Composition)
  3. Data Jenis Pengolahan Sampah (Open dumping, Sanitary Landfill, Composting, 3R)
  4. Data Faktor Emisi

 

Setiap daerah memiliki data yang berbeda tergantung kepada:

1)        tingkat ekonomi,

2)        struktur industri,

3)        regulasi pengelolaan sampah, dan

4)        gaya hidup.

 V.       SISTEM INVENTARISASI GRK (SIGN SMART)

A.   PENGERTIAN

Sistem Inventarisasi GRK Nasional Sederhana, Mudah, Akurat, Ringkas, Transparan disingkat SIGN SMART yaitu Aplikasi berbasis web untuk mendukung inventarisasi GRK nasional, provinsi , kabupaten/kota dengan alamat akses è http://signsmart.menlhk.go.id/en

 Menu SIGN SMART

B.    TUJUAN

  1. Didesain untuk mendukung transparansi, akurasi, konsistensi, dan kontinuitas data (TACCC)
  2. Mempersingkat proses perhitungan emisi GRK
  3. Menghindari kesalahan dalam input faktor emisi

 C.    KEUNTUNGAN

  1. Berbasis web/online
  2. Input Data dapat dilakukan secara online & offline
  3. Integrasi : database, workheet, grafik dan gambar.
  4. Time series (2000 – 2014 dst)
  5. Penyimpanan data secara digital à penghematan sumber daya
  6. Memudahkan dalam penelusuran data à fasilitas metadata

 VI.     PERAN PEMERINTAH DAERAH (KABUPATEN/KOTA)

A. STATUS DAN TARGET PENURUNAN EMISI KABUATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

NO

KOTA/ KAB

JUMLAH EMISI GRK

TARGET PENURUNAN

TAHUN DASAR*

TAHUN 2020

%

TON CO2e

1

Pekalongan

445,000

658,000

15

          99,000

2

Salatiga

389,000

655,000

8

          52,000

3

Surakarta

595,000

918,000

20

        184,000

4

Kota Semarang

1,838,000

3,062,000

4

        122,000

5

Kab. Batang

1,173,000

1,620,000

15

243,000

6

Kab. Pekalongan

802,000

1,256,000

11

140,000

7

Kab. Semarang

1.712.880

1.899.104

10

296.000

8

Kab. Kudus

1.244.261

2.654.025

11

287.887

9

Kab. Sukoharjo

3.113.624

5.056.965

2

104.00

 

  • Tahun 2020, peningkatan emisi berkisar antara 50 -80% dari tahun dasar
  • Total Penurunan emisi terhadap target penurunan nasional lebih dari 2.6 juta ton CO2e

 

  1. B.    PERAN KABUPATEN/KOTA
    1. Pemerintah daerah memiliki banyak kewenangan langsung dalam pengendalian sumber-sumber GRK dan terkena dampak langsung
    2. Potensi pertumbuhan pemerintah daerah tinggi baik secara ekonomi maupun kependudukan yang dapat mempengaruhi emisi GRK
    3. Pasca desentralisasi, pemerintah pusat memiliki kewenangan terbatas sedangkan pemda/pemkot kewenangannya bertambah
    4. Pola pembangunan di daerah dapat menjadi masalah tetapi juga menjadi solusi perubahan iklim
    5. Menyelenggarakan inventarisasi GRK di kabupaten dan kota.
    6. Menunjuk unit pelaksana teknis daerah yang lingkup tugasnya di bidang lingkungan hidup.
    7. Melaporkan hasil kegiatan inventarisasi GRK kepada Gubernur secara berkala, satu kali dalam setahun

 

  1. C.    KEBIJAKAN MENCAPAI TARGET GRK

Berbasis Lahan

Energi, Industri dan Transportasi

Pengelolaan Limbah

  1. 1.    Moratorium Perijinan Baru terkait penggunaan lahan
  2. 2.    Rehabilitasi Gambut
  3. 3.    Rehabilitasi Lahan dan Ekosistem
  4. 4.    Penanaman di Lahan Terdegradasi
  5. 5.    Intensifikasi pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan
    1. 6.       Penggunaan Renewable Energi dan Gas
    2. 7.       Teknologi Batubara Bersih
    3. 8.       Penggunaan Gas
    4. 9.       Sustainable transport (Biofuel, Gas dan Transport Umum)
    5. 10.    Efisiensi Industri
    6. 11.    Agrikultur: Pemanfaatan Biogas, Biomassa
    7. 12.    Limbah Perkotaan: Waste to Energy (Briket dan Methan Capture)
   

 

 

Sumber : Rakor Investarisasi GRK 2017 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah tanggal 27-28 April 2017.

 

 

 

 

 

 

 


Share : Facebook   Twitter






INTEGRASI DATA INFORMASI LINGKUNGAN
07-06-2018
by Administrator
SELENGKAPNYA
Pengaduan
NAMA
NO Tlp.
Alamat
PERIHAL
ADUAN
Bukti Foto (jika diperlukan)
format : .jpg, .jpeg, .png, .JPG
Situs Terkait